Sejarah Band Slank

Selasa, 06 Oktober 2009 komentar

Catatan Sejarah Garin untuk Slank

JAKARTA - Grup band Slank mendapatkan kado spesial memasuki usia ke-25 tahun. Kiprah band beranggota Kaka (vokal), Bimbim (drum), Ridho (gitar), Abdee (gitar), dan Ivanka (bas) itu akan direkam ke layar lebar berjudul Generasi Biru oleh sutradara ternama Garin Nugroho.

Kaka mengatakan, Slank sudah lama memendam beberapa cita-cita. Salah satunya membuat film. Dulu, menurut dia, pernah ada sebuah film pendek, tapi tidak mengangkat Slank itu sendiri. "Kami ingin yang benar-benar Slank, entah perjuangan, lagunya, jatuh bangunnya, atau apa saja," ujarnya saat syuting pertama di Gedung Kerta Niaga, Jakarta, kemarin (8/7).

Tiba-tiba, lanjut Kaka, seperti ketiban durian runtuh, Garin datang menawarkan konsep. Tawaran tersebut dirasa sangat istimewa, terlebih saat Slank mensyukuri ulang tahun perak. "Kami merasa, eksistensi kami sudah saatnya direkam," ucap pemilik rambut kribo itu.

Garin menyatakan sudah selayaknya memberikan catatan sejarah kepada sebuah grup musik yang bisa bertahan 25 tahun. Menurut dia, itu perjalanan panjang yang harus dirayakan bersama.

Terlebih, Garin melihat bahwa selama ini, seniman -khususnya pemusik- tidak memiliki sejarah yang kuat di Indonesia. "Jadi, ini bukan sekadar film, tapi penghargaan untuk sebuah grup yang mampu melewati fase-fase sulit sampai saat ini," sanjungnya yang juga mengaku sebagai Slankers itu.

Soal film tersebut, Garin tidak akan menampilkan biografi Slank secara utuh, mulai tebentuk hingga sekarang. Tapi, bentuknya film musikal dengan tema Slank dan keindonesiaan.

Garin berpendapat bahwa membaca Slank dan Slankers adalah membaca Indonesia dan masalahnya serta gejolak sekaligus impiannya, maupun gosip jalanannya. "Nanti, kami tampilkan Slank pada era Orde Baru, era reformasi, pascareformasi, sampai sekarang," tambahnya.

Dibubuhkan dokumenter, animasi, serta koreografi-koreografi ke dalam film Generasi Biru tersebut untuk memperkaya artistik dan memperkuat cerita. Untuk itu, Garin tidak bekerja sendiri. Dia dibantu wakil sutradara Jhon De Rantau, Dian Sasmita, serta Kamila Andinisari. Sutradara dokumenternya adalah Firdausy Omar. "Ini adalah hadiah dari sinema Indonesia untuk musik Indonesia," ucap John.

Sejak prasyuting sampai masa syuting, Slank mengaku pasrah mau diapakan saja oleh Garin dan para koreografer yang berjumlah empat orang. "Kami pasrah karena percaya, yang terlibat di film ini adalah yang genius dan suka menyiksa," ujar Kaka lantas tertawa.

Bukan merasa tersiksa, para personel Slank justru kagum karena baru kali pertama melihat proses pembuatan film sebesar itu dengan melibatkan banyak kru dan pemain. "Film ini akan mencerminkan Indonesia dari kacamata anak muda, lebih sempitnya lagi kacamata Slank," timpal Bimbim.

Film yang juga dibintangi Nadine Chandrawinata itu menurut rencana dirilis pada Januari 2009. Namun, kata Garin, pada November 2008, akan diadakan pentas panggung Slank dengan melibatkan musisi-musisi muda. "Di dunia, menggabungkan musik, tari, dan film adalah gejala baru. Untuk panggung itu, kami terinspirasi acara We Will Rock You di Inggris untuk mengapresiasi Queen," jelas Garin.

komentar

Posting Komentar